Sunday, December 20, 2009


::..HayatiLaH..::



Airmata seorang Nabi....kerana Umatnya
sungguh menyayat hati..sila baca buat pedoman untuk
kita semua:)

Tiba2 dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan salam.
''Bolehkah saya masuk?'' tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
''Maafkanlah, ayahku sedang demam,'' kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
''Siapakah itu wahai anakku?''
''Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini
aku melihatnya,''tutur Fatimah lembut.
Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi
bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
''Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikat maut,'' kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakan tangisan. Malaikat maut
datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa
Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian
dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di
atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.
''Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?''
Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
''Pintu2 langit telah terbuka, para malaikat telah
menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti
kedatanganmu,'' kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak
membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan.
''Engkau tidak senang mendengar khabar ini?'' tanya
Jibril lagi.
''Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?''
''Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah
mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga
bagi siapa saja, kecuali umat Nabi Muhammad
telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik2 semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat2 lehernya menegang.
''Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.''Perlahan
Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di
sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril
memalingkan muka.
''Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
Jibril?'' tanya Rasulullah pada Malaikat penghantar
wahyu itu.
''Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah
direnggut ajal,'' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana
sakit yang tidak tertahankan lagi.
''Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua
siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatk.
''Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak
membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan
telinganya.
''Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum,
peliharalah shalat dan peliharalah orang2 lemah
di antarmu.'' Diluar pintu tangis mulai terdengar
bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah
menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan.
''Ummati, ummati, ummatiii?''-''umatku, umatku,
umatku'' Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang
memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai
sepertinya? Allahumma sholli'ala Muhammad wa baarik
wa sallim 'alaihi wasallam..
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita..

No comments:

Post a Comment